Khamis, 10 Mei 2012

Melayu di Malaysia menggunakan defenisi kebudayaan. Menurut konstitusi Malaysia, defenisi Melayu adalah beragama Islam, bercakap Melayu dan mengikuti adat istiadat Melayu. Ini masuk dalam defenisi Melayu dari segi kebudayaan, jadi Melayu berdasarkan kelakuan, bukan keturunan. Jadi, walaupun ia Jawa, Mandailing, Banjar, Bugis dan lainnya selama beragama Islam, bercakap Melayu (dengan bermacam dialek & logat tentu) dan mengikuti adat istiadat Melayu maka ia adalah Melayu. Pertanyaannya adalah adakah seorang nonya atau baba atau keturunan Portugis di Melaka atau bule Amerika yang bekerja di KL (yang pasti berwajah bule/mat saleh dan bukan sawo matang) lalu masuk Islam, bersarung, berbaju kurung dan bercakap melayu lalu adakah ia melayu? Bagaimana dengan anak Shah Alam bernama Zakaria yang lahir di Amerika, lalu ia mengganti nama menjadi ‘Jack’, tak sudi berkain sarung, tinggal di Apartemen mewah dan selalu bergaul dengan mat saleh di KL hingga berbusa mulut berpelat Inggris (‘speak Malay makes me so underrated’ he claims), memang masih lagi muslim tapi entah bila terakhir sholat…Melayukah si Jack? Hmm…sekadar merenung.


Tiada ulasan: